Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Homestay 28, Penginapan Terjangkau Dekat Pantai Batu Hiu Pangandaran

Homestay 28 dekat Pantai Batu Hiu, Pangandaran
Ketika memutuskan liburan Natal ke Pangandaran dengan budget terbatas, saya dan suami pun sibuk mencari penginapan termurah di aplikasi pemesanan hotel. Setelah berdiskusi panjang lebar karena akan membawa serta Kakung dan Mbah Uti-nya Aito, suami kemudian memutuskan akan menyewa kamar di sebuah hotel dekat Green Canyon.

Tapi berhubungi dia sibuk di kantor, kemudian segala urusan booking dan pembayaran pun dilimpahkan ke istri cantiknya ini. Tentunya menyoal cuan pake duit suami lah, hahaha.

Tapi sebelum benar-benar saya order booking, saya penasaran bagaimana review hotel yang akan kami pesan itu. Saya pun bergerilya di Google dan beberapa aplikasi hotel.

Ternyata sebagian besar menyatakan tidak puas karena kamar kotor, banyak kecoa, tanpa amenities dan minim servis. Waduh, kalau begitu ya emoh lah. Memang sih saya nyari yang murah tapi kalau bisa harga kaki lima kualitas bintang lima. Hahaha, ngimpi kali yee. Semua juga mau lah kaya gitu.

Maka saya urungkan pesan di hotel tersebut dan kembali menyisir penginapan di Pangandaran.

pantai Batu Hiu (dokumentasi pribadi)

Homestay 28, itulah nama penginapan yang akhirnya saya pilih.

Secara lokasi, homestay 28 ini ga dekat pantai Pangandaran, Justru lebih dekat ke pantai Batu Hiu.

Homestay 28 bukan hotel. Dan memang berbentuk seperti rumah pada bagian depan (jadi satu dengan rumah pemilik). Namun kamar kami menginap terpisah di bagian belakang dan berbentuk seperti kos-kosan, dengan ukuran ruangan cukup lega. Total kamar yang disewakan ada 5 buah.


Fasilitas di dalam kamar standar banget, hanya televisi, ac, dan lemari. Colokan listrik yang bisa digunakan pun terbatas. Ada 1 di belakang TV dan 1 di sebelah kasur.

Kamar mandi menggunakan shower dan ada wastafel. Untuk amenities kami diberi sabun cair ukuran mini pouch dan 2 buah shampoo sachet.


Jangan berharap bisa mandi dengan air panas karena shower hanya berisi air dingin. Tapi Pangandaran adalah daerah pantai yang panas, jadi kucuran air dari shower justru jadi penyejuk saat membasuh tubuh.

Oiya, ada yang lupa, meski tidak tersedia teko listrik, tapi kami disediakan termos berisi air panas, sekaligus teh, gula dan cangkir jika ingin menyeduh sendiri teh hangat.



Kami sampai di Pangandaran pada pukul 1 siang. Saat itu kami mencoba early check in namun tidak bisa karena penyewa kamar sebelumnya belum out. Akhirnya karena lapar dan belum shalat dhuzur, kami pun mencari masjid terdekat dan kembali lagi pukul 2 siang.

Ketika kami datang di jam sesuai waktu check-in, sayangnya kamar kami belum juga siap. Saat itu ibu pemilik Homestay dan seorang anak buahnya nampak sibuk hilir mudik mengganti sprei dan membersihkan kamar.

Sembari menunggu kami dipersilahkan istirahat dulu di saung depan kamar dan diberi teh botol. Berulang kali mereka pun meminta maaf karena kami tidak bisa masuk kamar tepat waktu.

Saya sih santai aja saat itu. Tapi Mbah Uti rupanya agak tidak sabar. Saat beliau bertanya entah keberapa kalinya. Seorang pria bule menghampiri kami.

Si bapak bule menyapa kami dan meminta maaf soal kamar. Ya dialah Pak Michael, yang juga owner Homestay 28. Bersama istrinya yang asli orang Pangandaran mereka berdua mengelola penginapan tersebut.

Kami pun sempat berbincang beberapa hal mulai dari asal usul Pak Michael, sampai wisata Pangandaran apa yang rekomended bagi keluarga.

Hasil percakapan dengan Pak Michael itulah yang akhirnya jadi pertimbangan kami memilih body rafting di Citumang.

homestay sekaligus rumah makan

Sore harinya, karena Pantai Batu Hiu cuma berjarak beberapa puluh meter dari homestay, kami menyempatkan diri sebentar kesana. Saran Bu Michael daripada bawa mobil nanti kena karcis yang lumayan, mending jalan kaki bareng-bareng saja. Eh ternyata pas udah jalan, pos karcis masuk sudah tidak ada orang alias kendaraan apapun ga bakal kena charge, hahaha. Tapi saya malah senang jadi bisa jalan kaki rame-rame, apalagi di Semarang jarang banget jalan kaki.


Malam harinya, karena sudah lelah kami mager untuk keluar homestay. untungnya Homestay 28 juga sekaligus buka resto seafood. Makanya buat makan malam kami pesen beberapa hidangan yang mereka tawarkan. Tada.......

Gurame bakar, cumi saus padang, tumis leunca, sambel, lalapan dan telur dadar buat si kecil langsung terhidang setelah menunggu beberapa puluh menit. Dari semua makanan, saya paling suka ikan bakarnya. Enak, sama sekali ga amis dan ga ngecap berminyak seperti ikan bakar pada umumnya. Tumis leunca-nya ga seperti bayangan tapi enak dan menggugah selera banget. Dan sambel terasi jeruk nipisnya seger. Saat makan, keringat sampai bercucuran tapi nagih 😜.


Keesokan harinya, kami dapat nasi goreng untuk sarapan dari Homestay 28. Dan di sekitar pukul 10, saat waktunya jam check out dari penginapan, saya dan suami sempat meminta foto bareng bersama Pak Michael dan istri. Yah buat kenang-kenangan lah. Setelah itu baru deh kami pamit.



Overall, pengalaman menginap 1 malam di Homestay 28 meski sederhana tapi cukup baik dan berkesan. Keterlambatan check in yang sempat kami alami terobati oleh keramahan pemilik dan nikmatnya gurame bakar. Oiya, kucing-kucing yang berlalu lalang di sekitar penginapan juga menghibur.

Nah ini juga penting disampaikan kalau mau menginap di Homestay 28, karena pemilik mengijinkan tamu membawa hewan peliharaan. Kelihatannya mereka juga penyayang binatang, makanya di sana pun banyak kucing berkeliaran bebas. Siapa tahu malah ada yang phobia kucing harus berhati-hati, hihihi.

Baiklah, semoga postingan kali ini bermanfaat bagi teman-teman yang akan ke Pangandaran. Jangan lupa komen di kolom komentar ya.

Post a Comment for "Homestay 28, Penginapan Terjangkau Dekat Pantai Batu Hiu Pangandaran"