Blusukan ke Pasar Gede Hardjonagoro Solo

pasar gede surakarta

Pasar Gede ini letaknya deket poll sama Timlo Sastro Solo. Jadi kalau habis sarapan timlo bisa dong sempetin waktu sebentar jalan-jalan ke Pasar Gede. 

Sebenarnya, meski sudah beberapa kali ke Solo, kami ga pernah meng-agendakan masuk pasar. Tapi Pak suami sedikit banyak terinspirasi ide blusukannya Pak Jokowi yang kebetulan asalnya dari Solo juga, dan akhirnya memasukkan  Pasar Gede Hardjonagoro ke dalam to do list saat sudah di sana.


Pasar Gede Hardjonagoro adalah pasar tertua yang masih mempertahankan sebagian besar bentuk aslinya, meski bangunannya pernah terbakar di tahun 2000.

Secara umum, pasar ini menjual kebutuhan pangan masyarakat. Meski ada juga satu-dua penjual pakaian, tapi dari pengamatan kami, kebanyakan dagangan yang digelar adalah bahan makanan, masakan matang dan makanan kering. Oh iya, perkakas tradisional seperti piring rotan, talenan atau cobek juga diperjual belikan di Pasar Gede.

Bila ingin berburu makanan tradisional Solo, di sini adalah tempat yang tepat untuk membeli intip kerak nasi, cabuk rambak, brambang asem, dawet selasih, lenjongan, grontol, jadah blondo, sate kere dan masih banyak lagi. Bahkan kalau mau borong oleh-oleh, di dalam pasar banyak lapak yang menjual teh racikan khas Solo beserta aneka panganan kemasan UMKM lokal.

Buat teman-teman non muslim serta pecinta kuliner babi, di pasar Gede Hardjonagoro pun bisa dengan mudah menemukan penjual babi kuah atau babi panggang 🐖. 
 
Loh jangan kaget ya karena memang nama Hardjonegoro berasal dari nama seorang keturunan Tionghoa yang diberi gelar KRT Hardjonegoro dari Keraton Solo. Makanya di dekat Pasar Gede juga ada klenteng dan pedagang dari berbagai etnis terutama jawa dan cina bisa berbaur dengan harmonis di sini, keren kan!

Sayangnya saya ga menyicipi satupun kuliner khas Pasar Gede, selain antrian yang lumayan banyak, juga karena perut masih penuh nasi timlo. Akhirnya saya pun hanya cuci mata dan malah belanja piring rotan 2 buah @3000 dan pete 5 papan dengan harga 20 ribu rupiah *ya elah jauh-jauh malah beli pete.


Pasar Gede Solo memang sangat menarik dan harus masuk itinerary kalau ada kesempatan lagi kesana. Dan lain kali ga boleh lupa bawa masker buat anakku, Aito yang selalu pencet hidung kebauan aroma ayam potong, tahu mentah dan bau khas pasar yang sebenernya di hidung bundanya ini sangat nikmat 😂.

6 comments for "Blusukan ke Pasar Gede Hardjonagoro Solo"

Comment Author Avatar
Oh penjual oink-oinknya berada dalam satu lokasi?

Kalau di Balikpapan, di pasar tradisional, tak ada jual oink-oink :).

Tempatnya khusus dan tersendiri.

Comment Author Avatar
Iya mba banyak yang sebelahan dan harus melotot spy ga kecelik
Comment Author Avatar
menarik ya, mbak kalau ke suatu daerah kita mengunjungi pasar tradisionalnya. jadi lebih tahu kehidupan di kota tersebut
Comment Author Avatar
Jujur saya jg baru merasakan bedanya wisata pasar di solo. Tempat laij perlu dicoba nih
Comment Author Avatar
Kenangan banget sama Pasar Gedhe. Saya selalu mau pingsan kalo masuk pasar batik, karena banyaknya motif, mata saya berkunang-kunang Mbak Untari hehehhe. Empat tahun sering ke Solo, skrg Adek saya sudah lulus. Kangeenn Solo.
Comment Author Avatar
Wah mba sampe mo pingsan ya. Memang motif batik kadang bikin pusing ya. Hehe